Project Integration Management (Manajemen Integrasi) , Project Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup) dan Project Time Management (Manajemen waktu)

IV. Project Integration Management (Manajemen Integrasi)

Manajemen Integrasi
Integration manajemen merupakan unsur manajemen proyek yang mengkoordinasikan semua aspek proyek. Proyek integrasi, ketika dilakukan dengan benar, akan menghasilkan segala poses dari proyek berjalan lancar. Integrasi manajemen akan menghasilkan serangkaian tujuan yang menghasilkan. Hasil ini termasuk chart proyek, rencana proyek, dan awal dari pernyataan ruang lingkup proyek. Di bawah ini adalah ringkasan dari apa yang melibatkan manajemen proyek integrasi.
Integrasi Manajemen Proyek
• Risiko Kondisi
1.     perencanaan yang tidak memadai, integrasi atau alokasi sumber daya
2.     Kurangnya tujuan yang jelas dan indikator kunci keberhasilan
3.     Kurangnya manajemen proyek secara menyeluruh
4.     tidak memadai atau kurangnya tinjauan siklus hidup proyek
• Resiko akibat Event
1.     Tidak adanya atau mulai akhir manajemen proyek terpadu
2.     Classic manajemen proyek kegagalan dan kekacauan
3.     Kecelakaan Proyek
4.     berhenti bekerja
1. Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik
1. Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
2. Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
3. Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
4. Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface 
5. Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek
2. Proses dan overview Project Integration Management
Sembilan proses project integration management dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini:

• Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat
dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar
dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan
lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.


• Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas,
pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian
jadwal.

• Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari
perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.

• Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling
efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim
kerja.

• Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan
disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan
kinerja,danpenyelesaian administratif.

• Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan
pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko
dan pengendalian penanggulangan resiko.

• Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan,
perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan
peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan
penyelesaian kontrak.

• Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar
dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik.
Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana
proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan
3. Kerangka kerja integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah rencana proyek
Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang biasanya berbentukproposal.



Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalammanajemenproyek.
4. Contoh Outline untuk a Software Project Management Plan (SPMP)
Major Project Management Plan Section

Overview
Project Organization
Managerial Process Plans
Technical Process Plans
Supporting Process Plans
Section Topics
Purpose, scope and objectives ; assumptions and constraints ; project deliverables ; schedule and budget summary ; evolution of the plan
External interfaces ; internal structure ; roles and responsibilities
Start-up plans (estimations, stalling, resource acquititions and project staff training plans) ; work plan (work activities, schedule, resource, budget allocation) ; control plan ; risk management plan ; closeout plan
Process models ; methods, tools and techniques ; infrastructure plan ; product acceptance plan
Configuration management plan ; verification and validation plan ; documentation plan ; quality assurance plan ; reviews and audits ; problem resolution plan ; subcontractor management plan ; process improvement plan
5. Analisis Stakeholder dan contohnya

STAKEHOLDERS ANALYSIS
• Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
1. nama dan organisasi stakeholder
2. peranannya dalam proyek
3. fakta-fakta unik mengenai stakeholder
4. level keterlibatannya dan
5. ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholder
6. EKSEKUSI RENCANA PROYEK DAN KETRAMPILAN PENTING YANG DIBUTUHKAN
1. Pelaksanaan proyek melibatkan manajemen dan melakukan pekerjaan yang diuraikan dalam rencana manajemen proyek
2. sebagian besar waktu dan uang yang biasanya dikeluarkan untuk eksekusi
3. daerah aplikasi proyek secara langsung mempengaruhi pelaksaan proyek karena produk proyek yang dihasilkan selama pelaksanaan proyek
KETRAMPILAN PENTING DALAM EKSEKUSI PROYEK

 Kepemimpinan
• Komunikasi
• Politik
• Kemampuan menggunakan tools dan techniques
1. Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar
2. Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
3. Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
     7. Alat dan Teknik Eksekusi Proyek
·                        Metodologi manajemen proyek : Banyak manajeer proyek yang berpengalaman bahwa cara yang palin efektif untuk memperbaiki manajemen proyek adalah mengikuti metodologi yang tidak hanya menjelaskan apa yang harus dilakukan dalam mengelola proyek, tapi bagaimana untuk melakukan nya.
·                         System informasi manajemen proyek : Ratusan produk perangkat lunak manajemen proyek yang tersedia dipasar saat ini , dan banyak organisasi yang bergerak menuju system manajemen proyek perusahaan yang kuat dapat diakses melalui internet.

  Integrated Change Controldan Process pada Proyek TI
·                     Tiga tujuan utama :
-   Pengaruh factor-faktor yang menciptakan perubahan untuk    memastikan bahwa perubahan yang bermanfaat
-   Menetukan bahwa perubahan telah terjadi
-   Mengelola perubahan telah terjadi


·                       Baseline adalah rencana pengelolaan proyek disetujui ditambah perubahan yang disetujui.


9. INTEGRATED CHANGE CONTROL

• Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle

• Tujuan utama pengendalian perubahan
1. Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality).
2. Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
3. Mengelola perubahan yang terjadi
CHANGE CONTROL BOARD

1. Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
2. Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi.
3. Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat.
10. MANAJEMEN KONFIGURASI
1. Cara menjamin bahwa deskripsi dari produk yang dihasilkan sudah benar dan lengkap
2. Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
3. Spesialis manajemen konfigurasi bertugas untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
4. konfigurasi, mengendalikan perubahan, mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka verifikasi kesesuaiannya dengan requirement.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
• Inisiasi Proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek
 V. Project Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup)
1. Pengertian Project Scope Management
Project Scope Management adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud. Project Scope Management atau Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan dikerjakan atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam sebuah proyek.
2. Proses Projeck Scope Management
·   Scope planning : menentukan bagai mana ruang lingkup akan ditentukan, diperifikasi, dan dikendalikan.
·   Scope definition: menelaah project charter dan pernyataan ruang lingkup awal dan menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan yang dikembangkan dan perubahan permintaan tersebut disetujui.
·   Membuat WBS:mengelompokkan penyampaian proyek besar menjadi lebih kecil, komponen lebih mudah ditangani.
·  Scope verivikasi : penerimaan mempormalkan ruang lingkup proyek.
·  Scope Control : Pengendalian perubahan ruang lingkup proyek.
3. Inisialisasi Proyek : Rencana strategis dan pemilihan proyek
  Perencanaan strategis meliputi penentuan tujuan jangka panjang, memprediksi tren masa depan, dan proyeksi kebutuhan produk dan layanan baru.
·  Organisasi sering melakukan analisis SWOT.
·  Identifikasi proyek potensial.
·   Gunakan metode realistis untuk memilih proyek yang sedang dikerjakan.
·    Merumuskan inialisasi proyek dengan mengeluarkan project charter.
4. Mengapa perusahaan investasi pada IT
·  Hal ini sering sulit untuk memberikan justifikasi yang kuat untuk berbagai proyek IT. Tetapi semua orang setuju mereka memiliki nilai tinggi
·  Lebih baik menghitung mas karat dari pada menghitung sen dengan tepat.
·   Kriteria yang penting untuk proyek yaitu : ada kebutuhan untuk proyek tersebut seperti dana yang tersedia cukup dan dana yang kuat akan membuat proyek tersebut berhasil.
5. Identifikasi Proyek Potensial
a. Kebanyakan organisasi mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek IT
b. Membangun Rencana strategis IT berdasarkan rencana strategis organisasi secara menyeluruh.
c. Analisis Area Bisnis
d. Mendefinisikan proyek yang potensial
e. Memilih proyek IT dan menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
6. Proses Rencana TI
Metode Pemilihan Proyek
Dalam memilih sebuah proyek harus di ikuti dengan metode yang meliputi :
§  Berfokus pada kebutuhan utama organisasi
§  Kategorisasi proyek IT
§  Analisis Finansial
§  Weighted Scoring Model
§  Implementasi Balanced Scorecard
7. Kategori Proyek TI
a. Apakah proyek merupakan sebuah peluang agar organisasi lebih berkembang
b. Lamanya proyek dan kapan akan dibutuhkanya proyek tersebut
c. Prioritas Proyek
8. Analisis Finansial
Didalam analisis dibutuhkan pertimbangan finansial yang merupakan hal terpenting dalam pemilihan proyek.
Sehingga dibutuhkan metode – metode dalam melakukan pertimbangan tersebut yang terdiri dari :
a. Net Present Value (NPV) analysis
b. Return on Investment (ROI)
c. Payback analysis
9. Weighted Scoring Model
Adalah tool yang dapat memberikan proses yang sistematis dalam memilih proyek berdasarkan beberapa kriteria.
1. Identifikasi kriteria yang penting
2. Tentukan bobot pada setiap kriteria
3. Tentukan score pada tiap kriteria
4. Kalikan score terhadap kriteria untuk memperoleh bobot total
5. Makin tinggi bobot total makin baik proyek yang didapatkan.
10. Balanced Scorecard
Scorecard yang seimbang adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan.
Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran finansial tradisional Tapi ukuran finansial menceritakan kisah tentang peristiwa masa lalu, cerita yang memadai untuk perusahaan abad industri di mana investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan tidak penting untuk keberhasilan.. Langkah-langkah keuangan tidak memadai, namun , untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan bahwa informasi usia harus membuat untuk menciptakan nilai masa depan melalui investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan inovasi.
11. Project Charters
Berisi tentang dokumen formal setelah adanya proses pemilihan proyek dan di barengi dengan adanya tanda tangan dari para stakeholder.
12. Scope Planning
Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure (WBS) akan dibuat. Scope Planning merupakan langkah awal dari scope manajement plan. Ukuran proyek,kompleksitas, kepentingan, dan faktor – faktor lain akan mempengaruhi seberapa banyak usaha yang dihabiskan pada scope planning.
Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
Scope Statement
Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek. Scope Statement yang bagus sangat penting untuk kesuksesan proyek karena sangat membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber yang digunakan, serta menegaskan suatu baseline untuk memastikan kemampuan dan mengontrol proyek dan juga membantu dalam memperjelaskan komunikasi dalam tanggung jawab kerja. Hasil utama dari scope definition adalah project scope statement.
13. Work Breakdown Structure (WBS)
WBS adalah pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan berbagai deliverables, sehingga sangat penting mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagiannya, serta bagaimana mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tsb sesuai pembagian yang disepakati
14. Scope Vertifications
Melibatkan persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk menevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, sangat perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope.
15. Scope Control
Scope Contro melibatkan peraturan perubahan untuk project scope. Pengguna sering tidak yakin bagaimana mengingkan tampilan untuk dilihat atau fungsi apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnisnya. Pengembang tidak yakin bagaimana mengartikan user requirement, dan mereka juga memilki keterkaitan dengan teknologi yang terus berubah.
Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi. Scope control termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari proyek.
VI .Project Time Management (Manajemen waktu)
Proyek Manajemen Waktu mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian tepat waktu dari proyek.
Pentingnya Jadwal Proyek 
Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu:
·         Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
·         Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
·         Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
·         Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek
Proses Utama Terkait Manajemen Waktu Proyek
 
Pada tahap perencanaan:
·         Menyiapkan daftar aktivitas (action plan) untuk menyelesaikan setiap paket pekerjaan (work packages). Paket pekerjaan adalah kegiatan paling spesifik dari WBS. Setiap paket pekerjaan memiliki hasil kerja (deliverables) yang dapat diukur dan diverifikasi.
·         Menyusun urutan setiap paket pekerjaan atau aktivitas dalam suatu rangkaian diagram, yang disebut Schedule Network Diagram. Keterkaitan antara masing-masing aktivitas predesesor dan suksesor.
Definisi dan Susunan Aktivitas
Definisi Kegiatan melibatkan mengidentifikasi dan mendokumentasikan kegiatan khusus yang harus dilakukan untuk menghasilkan deliverable dan subdeliverables diidentifikasi dalam Struktur Perincian Kerja (WBS). Implisit dalam proses ini adalah kebutuhan untuk mendefinisikan kegiatan sehingga tujuan proyek akan dipenuhi.
Susunan Aktivitas :
·         Define Activities (Tentukan Kegiatan)
·         Sequence Activities (Urutan Kegiatan)
·         Estimate Activity Resources (Perkiraan Sumber Daya Kegiatan)
·         Estimate Activity Durations (Perkiraan Kegiatan Durasi)
·         Develop Schedule (Mengembangkan Jadwal)
·         Control Schedule (Kontrol Jadwal)
Jenis Ketergantungan Penugasan
4 tipe ketergantungan tugas :
1.      Finish-to-start (FS) penyelesaian sebuah tugas memicu awal tugas lain.
2.      Start-to-finish (SS),  awal sebuah tugas memicu sebuah awal tugas lain.
3.      Finish-to-finish (FF),dua tugas harus selesai pada waktu bersamaaan.
4.      Start-to-finish (SF),   awal sebuah tugas menandakan selesainya tugas lain
                 
Calculating Early and Late Start and Finish Dates
Awal dan waktu selesai awal
Untuk melakukan forward pass pada Precedence Diagram, dua bahan dibutuhkan. Yang pertama adalah waktu mulai proyek. Banyak proyek dijadwalkan menurut hari kerja dan dampak cuaca tidak dipertimbangkan, oleh karena itu, kecuali diinstruksikan lain, semua proyek dapat dianggap dimulai pada hari pertama (1). Komponen kedua yang diperlukan untuk melakukan umpan maju adalah serangkaian durasi aktivitas yang lengkap.
Durasi dan urutan aktivitas harus ditentukan sebelum menggambar diagram prioritas dan, oleh karena itu, harus tersedia saat Anda melakukan operan ke depan. Diagram di bawah ini menunjukkan tiga jadwal kegiatan sederhana dengan kotak Waktu Dini siap untuk memulai umpan maju.
Untuk melakukan umpan maju dalam Diagram Precedence, mulailah dengan aktivitas pertama dalam jadwal dan letakkan tanggal mulai proyek di Waktu Mulai Awal. Waktu Selesai Awal dari setiap aktivitas adalah Waktu Mulai Awal ditambah durasi aktivitas. Waktu Selesai Awal dari aktivitas yang diberikan menjadi Waktu Mulai Awal dari aktivitas berikut ini. Forward pass diselesaikan ketika setiap kotak Early Start Time di jaringan memiliki nilai.
Diagram di bawah ini menunjukkan tiga jadwal kegiatan sederhana dengan kotak Waktu Dini siap untuk memulai umpan maju.


Crashing and Fast Tracking
Crashing and Fast Tracking (Menerjang dan cepat-pelacakan)  jadwal cara mengurangi panjang dari jadwal proyek. Menerjang adalah istilah umum untuk mengurangi jadwal proyek. Ketika kita kecelakaan jadwal, kita menghabiskan uang atau sumber daya untuk mengurangi waktu yang dijadwalkan untuk proyek sedemikian rupa sehingga kita melakukan hal-hal yang memiliki penurunan terbesar dalam jadwal untuk sedikitnya jumlah biaya. Ketika kami pertama mulai kecelakaan jadwal, jumlah yang relatif kecil uang dan sumber daya harus dihabiskan untuk mendapatkan pengurangan yang cukup besar waktu proyek. Karena kami terus mengurangi jadwal, kenaikan biaya relatif.
Pelacakan cepat adalah jenis khusus pengurangan jadwal. Ketika kita FastTrack, kita mengambil item yang awalnya dijadwalkan akan dilakukan secara berurutan dan menjadwal ulang mereka untuk dilakukan secara paralel atau sebagian dalam paralel. Pelacakan cepat juga akan meningkatkan biaya tetapi, yang lebih penting, itu akan meningkatkan risiko. Ketika kita memiliki beberapa tugas dalam suatu proyek yang terjadi pada waktu yang sama dan sesuatu yang salah atau masalah berkembang, mungkin perlu untuk mengganggu semua kegiatan berlangsung.
Program Evaluation and Review Technique (PERT), PERT Formula and Example
PERT (Project Evaluation and Review Technique)   
Model jaringan grafis yang menggambarkan tugas-tugas proyek dan hubungan antara tugas-tugas sebuah proyek.
·         PERT teknik analisis network diagram yang dapat digunakan untuk mengestimasi durasi proyek dimana terdapat ketidakpastian yang tinggi mengenai estimasi durasi aktivitas individual
·         PERT menggunakan estimasi probabilitas waktu yang digunakan berdasarkan estimasi durasi aktivitas optimistic, most likely, and pessimistic.
PERT weighted average formula:
optimistic time + 4X most likely time + pessimistic time
Example:
PERT weighted average =
 8 workdays + 4 X 10 workdays + 24 workdays     = 12 days

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lyrics Zion.T(자이언티) - Yanghwa BRDG(양화대교) [ Hangul, Romanized, English ]

Politik Strategi Nasional.